Halaman

Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 30 Maret 2012

Sistem Pendidikan Iran


      I.        Kurikulum Pendidikan

A.   Pendidikan Pra Sekolah

Pada Jenjang Pra Sekolah Murid Diajarkan Mengenai Belajar Bahsa, Pengantar Matematika, Dan Konsep Sains, Lebih-Lebih Pada Nilai-Nilai Agama Dan Kepercayaan. Selain Itu Juga Meliputi Tentang Kegiatan Ketrampilan Seperti Kerajinan Tangan, Menggunting, Mancetak, Menggambar, Bercerita, Bermain, Dan Berolahraga.

B.   Pendidikan Dasar

Fokus Kurikulum Pendidikan Dasar Adalah Pada Pengembangan Ketrampilan Dasar Baca Dan Berhitung, Studi Lingkungan Dalam Tema Fisik Dan Fenomena Social, Dan Pembelajaran Agama. Semua Mata Pelajaran Dan Buku Pelajaran Untuk Sekolah Dasar Diputuskan Dan Disiapkan Pada Level Pusat.

C.   Pendidikan Menengah

1)    Pendidikan Menengah Rendah
Kelompok Agama Minoritas Melakukan Pembelajaran Khusus Mereka Dan Terdapat Daftar Bacaan Khusus Untuk Kelompok Sunni. Diwajibkan Untuk Lulus Semua Mata Pelajaran Pada Jurusan Yang Berbeda. Pembelajaran Digunakan Dengan Bahasa Persia Pada Semua Level. Untuk Daerah Bilingual, Maka Diadakan Kursus Satu Bulan Untuk Mengajarkan Kunci-Kunci Konsep Bahasa Sebelum Tahun Ajaran Baru Di Mulai. Ujian Dilakukan Pada Akhir Kelas Iii Yang Diadakan Oleh Level Kabupaten Dan Propinsi.
2)    Pendidikan Menengah Atas
Sekolah Menengah Atas Diperuntukkan Bagi Siswa Yang Telah Lulus Sekolah Menengah Dasar. Mata Pelajaran Yang Ditawarkan Dikelompokkan Dalam Jurusan Sebagai Berikut:
·         Jurusan Akademik: Tujuan Jurusan Ini Adalah Mempromosikan Pengetahuan Umum Dan Budaya. Tedapat Ujian Akhir Yang Dikelola Oleh Tingkat Nasional Dan Bagi Siwa Yang Lulus Mendapat Ijazah Diploma.
·         Jurusan Teknik Dan Pendidikan Kejuruan: Jurusan Ini Terdiri Dari Tiga Bidang: Teknik Pertanian Dan Kejuruan. Sekarang Terdapat 30 Bidang Pada Pendidikan Teknik Dan Kejuruan (Tve). Siwa Yang Memenuhi Kualifikasi Pendidikan Tve Dapat Juga Masuk  Pada Lembaga Yang Menawarkan Program Teknik Atau Preuniversity Dan Mendapat Sertifikat Terampil Pertama.
·         Jurusan Kar-Danesh (Knowledge Skill):  Tiap Kar-Danesh Mempunyai Silabi Yang Dikembangkan Di Bawah Secretariat Pendidikan Menengah Proses Pendidikan Ini Mencakup 400 Ketrampilan, Berbeda Dengan Jurusan Yang Lain. Pendidikan Ini Bersifat Berbasis Kompetensi. Siswa Yang Beehasil Dianugrahi Ijazah Terampil Tingkat Ii, Dan Diploma.

    II.        Jenjang Pendidikan

Sistem Sekolah Berada Di Bawah Yurisdiksi Kementerian Pendidikan Dan Pelatihan. Selain Sekolah, Kementerian Ini Juga Memiliki Tanggung Jawab Untuk Beberapa Pelatihan Guru Dan Beberapa Lembaga Teknis. Departemen Pendidikan Mempekerjakan Jumlah Tertinggi Pegawai Negeri Sipil 42%  Dari Total Dan Menerima 21%  Dari Anggaran Nasional. Sebanyak 15.018.903 Siswa Telah Bersekolah Di Sekolah Dengan 87.024 Kelas 485.186 Di Seluruh Negeri Pada Tahun Akademik 1990-1991. Dengan Rincian Sebagai Berikut: 509 Sekolah Untuk Anak-Anak Cacat, 3.586 Tk, 59.280 Sekolah Dasar, 15.580 Sekolah Menengah Pertama, 4.515 Sekolah Menengah Atas, 380 Sekolah Teknik, 405 Studi Bisnis Dan Sekolah-Sekolah Kejuruan, 64 Sekolah Pertanian, 238 Kota Dan 182 Guru Sekolah Dasar Pedesaan ‘Akademi Pelatihan, Tujuh Kejuruan Dan Profesional Latihan Guru Dan 19 Lembaga Perguruan Tinggi Teknologi. Ada Juga 2.259 Sekolah-Sekolah Pendidikan Orang Dewasa.

A.   Pendidikan Pra- Sekolah

Pendidikan Sebelum Sekolah Dasar Ditempuh 1 Tahun Dan Melayani Anak Usia 5 Tahun. Pendidikan Sebelum Sekolah Dasar Tidak Wajib. Tidak Ada Ujian Pada Akhir Sekolah  Ini Dan Anak-Anak Secara Otomatis Melanjutkan Ke Pendidikan Berikutnya.

B.   Pendidikan Dasar

Sekolah Dasar Adalah Pendidikan Formal Tahap Pertama Dan Hukumnya Adalah Wajib. Dan Ditempuh Selama 5 Tahun Dan Usia Masuk Sekolah Dasar Adalah 6 Tahun. Para Siswa Mengikuti Ujian Akhir Pada Tingkat Ke Lima, Dan Apabila Lulus Mereka Mendapatkan Ijazah Tamat Sekolah Dasar.

C.   Pendidikan Menengah

Pendidikan Menengah Terdiri Dari Dua Tahapan, Sekolah Menengah Rendah Dan Sekolah Menengah Tinggi. Sekolah Menengah Rendah Ditempuh Selama 3 Tahun (Kelompok Usia 11- 13 Tahun). Pendidikan Delapan Tahun Yang Terdiri Dari Sekolah Dasar Dan Sekolah Menengah Rendah Di Kategorikan Sebagai Pendidikan Dasar.
Program 3 Tahun Sekolah Menengah Tinggi Adalah Untuk Para Siswa Yang Telah Lulus Dari Sekolah Menengah Rendah. Mata Pelajaran Yang Ditawarkan Pada Sekolah Menengah Tinggi Dapat Di Klasifikasikan Menjadi Tiga Bidang : Akademik, Teknik, Dan Kejuruan, Serta Kar-Danesh (Ilmu Pengetehuan Ketrampilan, Sebuah Cabangdari Kejuruan Yang Fleksibel).

D.   Universitas

Program Satu Tahun Prauniversitas Tersedia Bagi Mereka Yang Berhasil Lulus Dari Sekolah Menengah Atas Jurusan Akademik. Bagi Yang Mengambil Jurusan Teknik Dan Kejuruan, Para Siswa Yang Telah Lulus Sekolah Menengah Atas Dapat Mendaftar Pada Program Dua Tahun Yang Dapat Mengantarkan Di Dalamnya Termasuk Universitas, Collage Dan Pusat-Pusat Pendidikan Tinggi. Yang Dapat Masuk Perguruan Tinggi Adalah Mereka Yang Telah Lulus Sekolah Menengah Atas Dan Berhasil Lulus Pada Ujian Masuk Perguruan Tinggi. Universitas Di Bagi Menjadi Universitas Umum Dan Khusus, Universitas Teknologi Komperhensif, Universitas Terbuka, Universitas Islam Azad, Dan Universitas Kedokteran.

                       III.        Management Pendidikan

      A.   Otorita

Pengorganisasian Sistem Pendidikan Modern Iran Kurang Lebih Mengikuti Sistem Pendidikan Negara Prancis. Oleh Karena Itu, Sifatnya Adalah Sangat Tersentralisasi. Kementrian Pendidikan Melalui Sistem Birokrasinya Serta Perwakilannya Menyelenggarakan Dan Mendanai Pendidikan Negeri Pada Tingkat Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah. Usaha-Usaha Lain Pun Telah Dilakukan Seperti Membentuk Dewan Pendidikan Daerah Serta Menentukan Wewenangnya. Dewan Ini Terdiri Dari Utusan Masyarakat, Perwakilan Dari Pejabat-Pejabat Pendidikan Daerah, Guru-Guru Dan Kepala Sekolah. Pada Tahun 1980-An Belum Ada Keputusan Bagaimana Bentuk Pendidikan Tinggi Iran. Namun, Pemerintah Telah Mengumumkan Keinginannya Untuk Mengislamkan Pendidikan Pada Semua Tingkat, Termasuk Pendidikan Tinggi.

B.   Pendanaan

Pendidikan Di Iran Didanai Terutama Oleh Pemerintah. Walaupun Terdapat Sekolah-Sekolah Swasta Sampai Akhir Tahun 1970, Pemerintah Memberikan Subsidi Atau Subsidi Guru Dan Staf. Dalam Rencana Lima Tahun Ke-5 (1973-1978), Total Dana Yang Diperuntukkan Bagi Pendidikan Mencapai Us$ 5,75 Triliun Yang Hanya Us$ 2,00 Triliun Dalam Rencana Lima Tahun Sebelumnya. Jumlah Itu Naik Dari 3,4% Menjadi 5,4% Dari Gnp (Gross National Product). Dana Itu Didistribusikan Pemakaiannya Sebagai Berikut: 32% Untuk Pendidikan Dasar, 12% Untuk Pendidikan Tingkat Orientasi, 19% Untuk Pendidikan Menengah Dan 1,5% Untuk Pendidikan Orang Dewasa. Dari Keseluruhan Dana Tersebut Diperkirakan 30% Digunakan Bagi Pendidikan Di Daerah-Daerah Pedalaman Iran. Biaya Atau Uang Sekolah Swasta Juga Tidak Tinggi. Kira-Kira 20% Dari Anggaran Pemerintah Adalah Untuk Pendidikan Dan 90% Dari Anggaran Rutin Pendidikan Merupakan Gaji Guru.

C.   Personalia

Semenjak Tahun 1973 Sampai Revolusi Islam Tahun 1979, Hambatan Utama Dalam Bidang Pendidikan Di Iran Ialah Sumber Daya Manusia Bukan Uang. Di Daerah Perkotaan, Persediaan Guru Cukup Memadai Untuk Melayani Pendidikan Dasar Bagi Semua Orang Walaupun Cukup Banyak Guru-Guru Itu Tidak Sepenuhnya Memenuhi Syarat Dan Kelas Cenderung Besar. Krisis Penyediaan Guru Untuk Daerah-Daerah Pedalaman. Menurut Undang-Undang Dasar Negara Iran Pendidikan Dasar Adalah Wajib Walaupun Lamanya Tidak Disebutkan Dan Sesuai Dengan Undang-Undang Yang Dikeluarkan Tahun  1932 Pendidikan Dasar Itu Gratis. Tetapi Undang-Undang Ini Belum Pernah Terlaksana. Halangan Utama Dalam Usaha Peningkatan Enrollment Pada Tingkat Pendidikan Dasar Adalah Kemampuan Lembaga Pendidikan Guru Untuk Menghasilkan Guru. Perkembangan Ini Lambat Disebabkan Terbatasnya Jumlah Dosen Yang Memenuhi Kualifikasi. Untuk Menghadapi Masalah Ini, Berbagai Langkah Telah Diambil. Para Lulusan Sekolah Menengah Diangkat Menjadi Guru Tanpa Terlebih Dahulu Mendapat Latihan Mengajar. Tetapi Yang Menjadi Masalah Utama Adlah Guru-Guru Tidak Dapat Direkrut Untuk Bertugas Di Daerah Pedalaman.

  IV.        Jam Belajar

Iran Juga Negara Yang Terletak Bukan Di Daerah Tropis (Sekitar Garis Khatulistiwa), Harik Aktif Sekolah Di Sana Hanya 10 Bulan Atau Sekitar 200 Hari Dalam Setahun, Dari Bulan September Hingga Juni. Rata-Rata Jumlah Murid Tiap Kelas Adalah 27 Anak. Sejak Usia 5 Hingga 18 Tahun (Selama 13 Tahun) Anak-Anak Belajar Dengan Laki-Laki Dan Perempuan Di Kelas Yang Terpisah. Anak Laki-Laki Diajar Oleh Guru Laki-Laki Dan Begitu Juga Anak Perempuan Diajar Oleh Guru Perempuan. Pelajaran Agama Sangat Ditekankan Di Iran. Sejak Tahun 2006 Wanita Mulai Diberi Kesempatan Luas Belajar Ditingkat Universitas.
Sejak Usia 5 Tahun, Setiap Murid Harus Lulus Ujian Tahunan Untuk Naik Kelas. Mereka Mempelajari Tentang Kesehatan, Matematika Dasar Dan Sains, Membaca Dan Ketrampilam. Banyak Sekolah Di Iran Berjalan Dengan Kondisi Pas-Pasan, Sehingga Banyak Sekolah Yang Tidak Memiliki Perpustakaan. Jadi Ada Bus Perpustakaan Yang Tiap Bus Melayani 40 Sekolah Secara Bergantian. Setiap Bus Memiliki 2 Petugas Dan 3.000 Buku. Anak-Anak Di Iran Sangat Gembira Saat Mendengar Suara Mesin Bus Perpustakaan Ini Yang Menandakan Bus Itu Tiba Di Sekolahnya.

Kamis, 22 Maret 2012

Perbedaan Kegiatan Ekstrakurikuler dan Kegiatan Kurikuler (Intrakurikuler)


Kegiatan ektrakuriluler berbeda dengan kegiatan kurikuler (intrakurikuler). Perbedaan keduanya ini dapat Dilihat dari beberapa aspek, antara lain (1) sifat kegiatan; (2) waktu pelaksanaan; (3) sasaran dan tujuan program; (4) teknis pelaksanaan dan; (5) evaluasi dan criteria keberhasilan. Berikut ini akan kita bahas satu persatu.
·         Sifat kegiatan
Bila dilihat dari sifat kegiatan, kegitan kurikuler merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh setiap siswa. Kegiatan kurikuler bersifat mengikat. Program kurikuler berisi berbagai kemampuan dasar dan kemampuan minimal yang harus dimiliki siswa di suatu tingkat sekolah (lembaga pendidikan). Oleh karenanya maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh pencapaian siswa pada tujuan kegiatan kurikuler ini.
Sebaliknya, kegiatan ektrakurikuler lebih bersifat sebagai kegiatan penunjang untuk mencapai program kegiatan kurikuler serta untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih luas. Sebagai kegiatan penunjang, maka kegiatan ekstrakurikuler sifatnya lebih luwes dan tidak terlalu mengikat. Keikutsertaan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler yang diprogramkan lebih bergantung pada bakat, minat, dan kebutuhan siswa itu sendiri.
·         waktu pelaksanaan
Kalau ditinjau dari waktu pelaksanaan, waktu untuk kegiatan kurikuler pasti dan tetap, dilaksanakan sekolah secara terus-menerus setiap hari sesuai dengan kalender akademik. Sedangkan waktu pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sangat bergantung pada sekolah yang bersangkutan, lebih bersifat fleksibel dan dinamis.
·         sasaran dan tujuan program
Sebagai kegiatan inti persekolahan yang wajib diikuti oleh seluruh siswa, kegiatan kurikuler memiliki sasaran dan tujuan yang berbeda dengan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan kurikuler berhubungan dengan kegiatan untuk menumbuhkan kemampuan akademik siswa, sementara kegiatan ekstrakurikuler lebih menumbuhkan pengembangan aspek-aspek lain seperti pengembangan minat, bakat, kepribadian, dan kemampuan sebagai makhluk sosial, disamping tentu saja, sebagai pembantu pencapaian tujuan kegiatan kurikuler.
·         teknis pelaksanaan
Teknis pelaksanaan kegiatan kurikuler, sebagai kegiatan inti persekolahan, sangatlah ketat dan teratur, dengan struktur program yang pasti sesuai kalender akademik. Kegiatan kurikuler berada di bawah tanggungjawab guru bidang studi atau guru kelas.
Sementara itu kegiatan ekstrakurikuler, penanggung jawabnya dapat guru kelas, guru bidang studi yang mungkin lebih bersifat team work, sesuai dengan keahlian para guru tersebut untuk bidang-bidang tertentu. Bahkan tak jarang sekolah mempekerjakan tenaga dari luar untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler, di mana tenaga luar tersebut memiliki keahlian-keahlian khusus yang diprogramkan pada kegiatan ekstrakurikuler.
·         evaluasi dan kriteria keberhasilan
Keberhasilan kegiatan kurikuler ditentukan oleh keberhasilan siswa dalam menguasai kompetensi yang sesuai dengan kurikulum yang diberlakukan oleh sekolah. Evaluasi keberhasilan pencapaian ditentukan dengan menggunakan tes.
Pada kegiatan ekstrakurikuler, kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan keikutsertaan dalam kegiatan itu. Analisis dan evaluasi keberhasilan dilakukan secara kualitatif.




Senin, 19 Maret 2012

MOTIVASI

A.               PENGERTIAN MOTIVASI
Motivasi berasal dari bahasa inggris –“MOTIVATION”. Asal katanya ialah “MOTIVE”,  yang maksudnya “TUJUAN”, dalam bahasa melayu sering di sebut “MOTIF”. Motivasi dapat diartikan sebagai sebab, tujuan atau pendorong, maka tujuan seseorang itulah sebenarnya yang menjadi penggerak utama baginya berusaha keras mencapai atau mendapat apa juga yang diinginkannya sama ada secara negatif atau positif.
Jadi motivasi dapat definisikan bahwa: Motivasi adalah sesuatu yang menggerak dan mengarahtuju seseorang dalam tindakan-tindakannya sama ada secara negatif atau positif.

B.               PENGERTIAN MOTIVASI MENURUT PARA AHLI
Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah- laku, dan di dalam perbuatanya itu mempunyai tujuan tertentu. Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi (niat). Menurut :
Wexley & Yukl (dalam As’ad, 1987) mengemukakan bahwa motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.
Mitchell (dalam Winardi, 2002) mengemukakan bahwa motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu.
Gray (dalam Winardi, 2002) mengemukakan bahwa motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.
Morgan (dalam Soemanto, 1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku ( motivating states ), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut ( motivated behavior ), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut ( goals or ends of such behavior ).
McDonald (dalam Soemanto, 1987) mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003).
Soemanto (1987) secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah merupakan sejumlah proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu, baik yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi.

C.                 JENIS-JENIS MOTIVASI
Jenis-jenis motivasi ada 2 yaitu motivasi positif dan motivasi negatif.
1. Motivasi positif adalah proses untuk mencoba mempengaruhi orang lain agar menjalankan sesuatu yang kita inginkan dengan cara memberikan kemungkinan untuk mendapatkan hadiah.
 2. Motivasi negatif adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu yang kita inginkan tetapi teknik dasar yang digunakan adalah lewat kekuatan ketakutan.
Motivasi positif efektif untuk jangka panjang, sedangkan motivasi negatif untuk jangka pendek saja.
Secara umum motivasi dibagi menjadi 2 yaitu :
 1. Motivasi Intristik
Motivasi yang berasal dari dalam diri siswa/orang itu sendiri.
 2. Motivasi Ekstrinsik
Dorongan yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan. Namun dorongan tersebut dating dari luar individu yang bersangkutan. Jadi orang itu dirangsang dari luar.

D.                TEORI MOTIVASI
Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia., dan merupakan suatu proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan. Motivasi sangat dibutuhkan seseorang untuk membangkitkan semangat seseorang. Berikut beberapa teori menurut pendapat para ahli yaitu:
1.  Teori Hierarki Kebutuhan, menurut maslow didalam diri setiap manusia ada lima jenjang kebutuhan, yaitu:
• faali (fisiologis)
• Keamanan, keselamatan dan perlindungan
• Sosial, kasih saying, rasa dimiliki
• Penghargaan, rasa hormat internal seperti harga diri, prestasi
• Aktualisasi-diri, dorongan untuk menjadi apa yang mampu ia menjadi.
Jadi jika seorang pimpinan ingin memotivasi seseorang, menurut maslow, pimpinan perlu memahami sedang berada pada anak tangga manakah bawahan dan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu atau kebutuhan dia atas tingkat itu.
 2. Teori X dan Y , teori yang dikemukakan oleh Douglas McGregor yang menyatakan bahwa dua pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia, pada dasarnya satu negative (teori X) yang mengandaikan bahwa kebutuhan order rendah mendominasi individu, dan yang lain positif (teori Y) bahwa kebutuhan order tinggi mendominasi individu.
 3. Teori Motivasi – Higiene, dikemukakan oleh psikolog Frederick Herzberg, yang mengembangkan teori kepuasan yang disebut teori dua faktor tentang motivasi. Dua factor itu dinamakan factor yang membuat orang merasa tidak puas atau factor-faktor motvator iklim baik atau ekstrinsik-intrinsik tergantung dari orang yang membahas teori tersebut. Faktor-faktor dari rangkaian ini disebut pemuas atau motivator yang meliputi:
• prestasi (achievement)
• Pengakuan (recognition)
• Tanggung Jawab (responsibility)
• Kemajuan (advancement)
• Pkerjaan itu sendiri ( the work itself)
• Kemungkinan berkembang (the possibility of growth)
 Teori kebutuhan McClelland, teori ini memfokuskan pada tiga kebutuhan
• prestasi (achievement)
• Kekuasaan (power)
• Afiliasi (pertalian).
 4. Teori Harapan – Victor Vroom, teori ini beragumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu tersebut. Teori pengharapan mengatakan seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar kesuatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi karyawan tersebut.
 5.Teori Keadilan, teori motivasi ini didasarkan pada asumsi bahwa orang-orang dimotivasi oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam pekerjaan, individu bekerja untuk mendapat tukaran imbalan dari organisasi.
 6. Reinforcement theory, Teori ini tidak menggunakan konsep suatu motive atau proses motivasi. Sebaliknya teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi perilaku dimasa yang lalu mempengaruhi tindakan dimasa yang akan dating dalam proses pembelajaran.
Berbagai pandangan tentang motivasi dalam organisasi.

E.                FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR
Motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia. Ada tiga factor yang mempengaruhi motivasi seseorang yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan.
Apabila seseorang mempunyai kebutuhan yang mendesak maka motivasinya akan meningkat, misalnya ; ada orang yang sangat lapar karena tidak makan selama tiga hari – tiga malam (lapar merupakan kebutuhan biologis) maka dia akan makan dengan sangat lahap, dari pada orang yang perutnya kenyang. Hal ini menggambarkan tentang motivasi makan. Dorongan juga sangat mempengaruhi motivasi. Dorongan ini biasanya berupa reward (penghargaan) dan punishment (hukuman). Misalnya seorang anak yang takut diberi hukuman bila tidak mengerjakan PR oleh gurunya, maka dia akan memaksakan diri untuk mengerjakan meskipun dia tidak bisa. Begitupun juga, misalnya seorang guru yang bernama “X” berjanji akan membelikan Honda Jazz bagi yang mengerjakan PR. Jangankan murid dikelasnya, murid dikelas lain, atau bahkan murid disekolah-sekolah lainnya akan berebutan mengerjakan PR yang diberikan oleh guru “X” tadi.

F.                FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBEDAKAN MOTIVASI SERDIK DALAM BELAJAR
Beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak memberikan penjelasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi belajar pada diri masing-masing orang, di antaranya:
·                     Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual
·                     Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual
·                     Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya
·                     Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain.
·                     Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
G.               UPAYA MEMBANGKITKAN MOTIVASI BELAJAR
Motivasi belajar setiap orang, satu dengan yang lainnya, bisa jadi tidak sama. Biasanya, hal itu bergantung dari apa yang diinginkan orang yang bersangkutan. Misalnya, seorang anak mau belajar dan mengejar rangking pertama karena diiming-imingi akan dibelikan sepeda oleh orangtuanya. Contoh lainnya, seorang mahasiswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi agar lulus dengan predikat cum laude. Setelah itu, dia bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang hebat dengan tujuan membahagiakan orangtuanya.
Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu:
• Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan.
• Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan

H.                CARA-CARA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR 
Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri kita atau siapa pun juga yang menginginkan semangat untuk belajar dapat termotivasi.
Berikut beberapa tips yang dapat meningkatkan motivasi belajar yaitu:
• Bergaullah dengan orang-orang yang senang belajar
Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar.
Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah presrasi.
Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi.
• Belajar apapun
Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.
• Belajar dari internet
Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri.
• Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif
Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.
• Cari motivator
Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahakan atau memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi.

Sistem Pendidikan Cina


A.  Kurikulum Reformasi
Secara keseluruhan ada 5 karakteristik pendidikan di Cina: ukuran, komprehensif, tidak seimbang, kompetitif, dan tersentralisasi.
Sistem pendidikan di Cina termasuk komprehensif dan merupakan sistem pendidikan yang terlengkap, terdiri dari pendidikan prasekolah pendidikan dasar pendidikan menengah universitas serta pendidikan pascasarjana.
Reformasi Pendidikan di Cina menguraikan transformasi sistematis tentang  tujuan kurikulum sekolah, struktur dan isi, pendekatan pengajaran dan pembelajaran, dan penilaian dan struktur administrasi, termasuk pelimpahan peningkatan kontrol dari pusat ke provinsi, kabupaten dan tingkat sekolah. Serta menggambarkan perubahan yang terjadi di dalam kelas, hal ini menunjukkan kelangsungan ide-ide budaya dan pendidikan dan nilai-nilai di tengah-tengah perubahan ini, menunjukkan bahwa reformasi tidak hanya melibatkan adopsi ide-ide asing, namun dibangun atas kebangkitan kembali pendidikan nilai tradisional cina.


B.  Tenaga Pengajar

Sistem pendidikan Cina lebih terbuka. Guru diklasifikasi berdasarkan kualitas. Siswa bebas mengevaluasi kualitas guru secara objektif. Guru dapat tambahan tunjangan kesejahteraan 10 persen dari gaji pokok. Ciri khas pendidikan di Beijing adalah adanya klasifikasi guru, mulai dari guru paripurna sampai guru yang tidak qualified. Siswa juga bebas mengevaluasi guru secara objektif.
Pada tahun 1990, Cina memiliki 13,45 juta tenaga pengajar dengan perincian 5,58 juta guru SD; 3,63 juta guru-guru Sekolah Menengah; dan 394.500 adalah guru di Perguruan Tinggi regular. Adapun standar untuk menjadi guru di Cina adalah melalui pendidikan dalam jabatan (inservice training) yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi dengan biaya pendidikan sepenuhnya ditanggung oleh negara.
Cina memang menempatkan guru sebagai prioritas dalam sistem pendidikan mereka. Ini terlihat dari komitmen Pemerintah dengan ungkapan, ‘Kunci keberhasilan pembangunan nasional terletak pada pendidikan dan kunci keberhasilan pendidikan terletak pada guru. Selama lebih dari 100 tahun, pendidikan guru secara sistematis telah dilakukan di Cina dan telah berkontribusi pada terciptanya korps guru di negeri itu. Pendidikan guru di Cina saat ini menekankan pada perubahan pemikiran tentang pendidikan, konsep, materi dan metode pembelajaran, terutama moralitas guru. Semuanya dilakukan sebagai jawaban atas permintaan akan pentingnya mudernisasi pendidikan, orientasi global, dan masa depan.
Reformasi pendidikan dan kebutuhan realitas global mendorong pemerintah Cina untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas guru-guru baru. Pemerintah Cina menyediakan pendidikan yang berkesinambungan untuk meningkatkan pelayanan guru-guru sekolah, melakukan pemerataan guru hingga ke daerah-daerah terpencil, dan mendorong berkembangnya institusi pelatihan guru. Semua dilakukan sebagai salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari upaya memajukan pendidikan di Cina.

C.  Jenjang Pendidikan
1.      Pra Pendidikan Dasar
Prasekolah usia 3 tahun ke atas, berlangsung selama 3 tahun.
2.      Pendidikan Dasar
Anak-anak China memulai pendidikan formal pada usia 3 tahun dengan masuk pra sekolah yang berlangsung selam 3 tahun. Dilanjutkan masuk sekolah dasar pada usia 6 tahun. Sekolah Dasar berlangsung selama 6 tahun dengan mata pelajaran utama Bhasa China, Matematika, Sejarah, Geografi, Sains, dan sebagainya. Selain itu ada juga pendidikan moral dan politik dasar. Dukungan besar juga diberikan untuk pendidikan jasmani.
2.      Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah dibagi menjadi 2 bagian yaitu pendidikan menengah akademis dan pendidikan menengah kejuruan/khusus/teknik. Sekolah menengah akademis dibagi menjadi dua level, yaitu junior dan senior. Level junior dimulai pada usia 12 tahun dan berlangsung selama 3 tahun. Untuk masuk ke tingkat senior, mereka harus lulus tes yang akan menentukan apakah mereka dapat lanjut ke tingkat senior atau mengikuti kelas kejuruan. Level Senior dimulai pada usia 15 tahun berlangsung selama 2 atau 3 tahun. Di Sekolah Menengah Senior, murid-murid memilih untuk mengikuti kelas sains atau sosial. Lulusannya diarahkan untuk lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Nasional. Olahraga dan politik juga dimasukkan ke dalam kurikulum. Sekolah kejuruan memiliki program antara 2 sampai 4 tahun dan memberikan pelatihan keahlian di bidang pertanian, manajerial, ketenagakerjaan dan teknik. Sekolah teknik menawarkan program 4 tahun untuk melatih siswanya. Sekolah jenis ini diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang terlatih.
4.      Pendidikan Tinggi
Apapun jenis pendidikan tingginya mereka harus lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Nasional yang berlangsung pada bulan Juli dan diadakan pemisahan antara kelas sosial dan sains. Penempatan jurusan ditentukan oleh hasil tes. Siswa yang mengikuti ujian mendaftar untuk beberapa jurusan yang dipilih. Sistemnya serupa dengan UMPTN di Indonesia.
Pendidikan tinggi menawarkan program akademik dan kejuruan. Sebenarnya ada banyak universitas dan college di China tetapi tingkatan dna kualitasnya sangat bervariasi. Beberapa yang terkenal misalnya Beijing University dan Shanghai’s University. Umumnya siswa harus menjalankan 4-5 tahun untuk mendapatkan gelar sarjana. Untuk masuk tingkat master dan doktoral, mereka juga harus lulus ujian. Selain universitas ada college yang menawarkan 2 atau 3 tahun dengan jenis pendidikan kejuruan yang setera dengan diploma dan dapat meningkatkan gelarnya menjadi sarjana.

D.  Jam Belajar
China berada di belahan bumi utara, sehingga liburan musim panas anak-anak di china pada pertengahan Juli hingga akhir Agustus dan libur musim dingin pada bulan Januari dan Februari.. Artinya sekolah dimulai dari bulan September hingga pertengahan Juli. Liburan musim panas mereka biasanya diisi dengan pelajaran tambahan yang disebut kelas musim panas atau belajar untuk mempersiapkan ujian. Rata-rata sekolah mereka masuk jam 7:30 pagi dan pulang jan 5 sore dengan istirahat siang selama 2 jam. Tahun akademik dibagi menjadi 2 semester, yang terdiri dari 9.5 bulan dimulai pada tanggal 1 September dan Maret.


E.   Pendekatan / Sistem Pembelajaran

Sistem pendekatan atau sistem pembelajaran di Cina menekankan pada penguasaan materi, konsep, dan penguasaan keterampilan bagi para siswanya. Hal ini ditempuh dengan proses belajar mengajar yang kondusif. Kurikulum yang modern, sarana dan prasarana yang memadai, guru yang berkualitas, dana pendidikan yang mencukupi, dan budaya belajar yang tinggi membuat Cina menjadi salah satu Negara maju di dunia saat ini. 


Siswa tidak dituntut untuk terlalu menghafal konsep / materi, namun siswa diajarkan dan diarahkan untuk memahami dan mengalami suatu hal yang sedang dipelajarinya. Dengan pendekatan pembelajaran seperti ini siswa lebih dapat dengan mudah mencerna pelajaran dan pemahaman yang telah didapatnya dapat terinternalisasi sepenuhnya dalam diri. Selain di dalam kelas, proses belajar mengajara juga dilakukan bervariasi di laboratorium atau di alam bebas. Hal ini dimaksudkan untuk merangsang kemampuabn afektif dan psikomotorik siswa.

KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN


  •       Hakikat Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan
Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan bentuk mengajar klasikal biasa yang memungkinkan guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil yang belajar secara kelompok dan beberapa orang siswa yang bekerja atau belajar secara perorangan. Secara fisik bentuk pengajaran keterampilan ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3 sampai 8 orang kelompok kecil, dan seorang seorang untuk perseorangan. Format mengajar ini ditandai oleh adanya hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan siswa, adanya kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat, cara, dan kecepatannya, adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan siswa dalam merancang kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran.
Setiap guru dapat menciptakan format pengorganisasian siswa untuk kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan sesuai dengan tujuan, topik (materi), kebutuhan siswa, serta waktu dan fasilitas yang tersedia. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan perlu dikuasai guru karena penerapannya dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda.

  • Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan terdiri dari:

1.                  keterampilan mengadakan pendekatan pribadi
2.                  keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
3.                  keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
4.                  keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran