Mappanretasi
dilaksanakan selama tiga minggu dibulan april. Pada acara puncaknya akan
dimeriahkan oleh kapal-kapal nelayan berhiasan menuju ke tengah laut. Selain
itu, selama hampir tiga minggu, kota Pagatan setiap sore dan malamnya sejak
dibuka hingga ditutupnya pesta adat nelayan pagatan terdapat pasar malam.
Agenda
wisata tahunan ini bertujuan untuk member makan laut sebagai ucapan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil laut yang melimpah.
Para
nelayan suku bugis yang tinggal dipesisir pantai pagatan, Tanah Bumbu menggelar
upacara mappanretasi atau pesta pantai dengan cara menghanyutkan sesajen
sebagai wujud syukur atas hasil laut. Sesajen tersebut berupa sesisir pisang
barengseng, nasi ketan warna hitam, putih, kuning dan merah jambu, juga
dilengkapi dengan ayam panggang dan pisang raja.
Menurut
sejarah, pada abad 17 datanglah hartawan dari tanah bugis tepatnya dari
kerajaan Wajo, Sulawesi Selatan, yang bernama Puanna Dekke’ menghadap raja Banjar
untuk diizinkan mendirikan pemukiman di Pagatan, Tanah Bumbu. Atas seizing raja
Banjar maka dibukalah pemukiman sebagai tanah air baru bagi imigran suku bugis.
Sebagian besar orang bugis pagatan bermata pencaharian sebagai nelayan. Berkat
hasil laut yang melimpah sebagai wujud syukur atas rezeki selama ini,
masyarakat bugis yang mayoritas nelayan melakukan upacara adat , yang kita
kenal dengan nama mappanretasi.
Karena
pemikiran, gagasan, atau ide-ide dari masyarakat bugis inilah upacara ini
terwujud, dan menjadi aktivitas rutin setiap tahunnya yang tidak pernah hilang
seiring perkembangan zaman yang semakin moderen. Acara inipun menjadi ikon di
Tanah Bumbu dan objek kunjungan wisata baik itu wisatawan lokal maupun asing.
- WUJUD KEBUDAYAAN DALAM UPACARA ADAT MAPPANRETASI
Menurut pandangan koentjaraningrat,
kebudayaan itu paling sedikit memiliki tiga wujud, yaitu :
a.
Keseluruhan ide, gagasan, nilai, norma,
peraturan, dan sebagainya yang berfungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi
arah pada kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat yang disebut “adat
tata kelakuan”.
b.
Keseluruhan aktivitas kelakuan berpola
dari manusia dalam masyarakat, yang disebut “sistem sosial”. Sistem sosial
terdiri dari rangkaian aktivitas manusia dalam masyarakat yang selalu mengikuti
pola-pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan, misalnya gotong-royong atau
kerja sama.
c.
Benda-benda hasil karya manusia yang
disebut “kebudayaan fisik”, misalnya pabrik baja, Candi Borobudur, pesawat
udara, komputer, atau kain batik.
Upacara adat ini terbentuk karena
pemikiran, gagasan atau ide-ide yang bertujuan untuk menunjukkan rasa terima
kasih mereka kepada Tuhan Yang Maha Esa. Aktivitasnya dapat dilihat pada
rutinitas upacara adat yang digelar setiap tahun, selain menjadi acara adat,
upacara ini juga memberikan keuntungan untuk orang-orang disana dalam hal
ekonomi seperti pedagand dan keuntungan kepada pengunjung dengan suguhan
panorama pantai yang indah. Dan bentuk kebudayaan dari acara ini adalah upacara
mappanretasi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar